Dan Roda Itu Terus Berputar.. So Keep Moving

Wherever you go... Whatever you do... Your world keeps moving... So stop mess around with nothing and focus on sharing good things


"Wah... enak banget ya masih muda sudah bisa merasakan kuliah di luar negeri apalagi sekarang S3 lagi...", "Wah... enak banget ya bisa dapet beasiswa jadi ga usah pikir cari uang untuk makan tiap bulan."
"Wah... enak banget ya..."


Cukup sering saya mendengar fenomena demikian ketika berbincang dengan orang yang baru dikenal atau teman sekitar yang mendapatkan berita baru dari kita alami. Jawaban singkatpun saya biasanya saya balas dengan kalimat "Alhamdulillah... Hmm.. Oh iya bagaimana dengan kabar...", pengalihan topik perbincangan coba saya lakukan. Karena terkadang saya merasa campur aduk ketika mendengar kata demikian. Seperti muncul letupan di hati yang berkomunikasi dengan otak dan menginstruksikan untuk tersenyum dan menghayal seperti terbang tapi tidak punya sayap. Atau bahkan merasa seperti ungkapan demikian masih belum pantas dipakai untuk saya karena melihat apa yang dimiliki dan bagaimana masa lalu dibelakang. Jadi, ganti topik pembicaraan jadi pilihan yang tepat.

Akan tetapi alasan lebih utamanya adalah beberapa ungkapan itu pun pernah saya ucapkan. Ya memang, kalimat tersebut adalah ungkapan sebagai wujud senang akan prestasi seeseorang namun ada rasa iri, dan sedih dengan kondisi diri sendiri yang menyelimuti bagian dari kalimat tersebut. Pembicaraan lanjut yang umum terjadi adalah kalimat pengandaian seperti "Iya,... lu enak ya nanti bisa simpan uang banyak atau bisa jalan-jalan ke.. atau lu juga bisa..." Atau  kalimat perbandingan bertabur curhat colongan seperti "Iya daripada gue masih... gue mah ga kayak lu...". Nah! dan ternyata itupun terjadi tidak hanya pada saya saja. Saya pun pernah mengalami menjadi orang yang diinterview demikian dan menjadi pendengar yang baik atas curhatan yang dikeluarkan. Maka dari itu, semasih belum tahu bagaimana cara terbaik untuk melanjutkan percakapan demikian, lebih baik cari celah untuk mengalihkan pembicaraan lain.

Jika direnungkan kembali, ya.. seperti itulah respon (sebagian) dari kita ketika mendengar berita baik yang didapatkan oleh orang lain terlebih lagi notabene teman dekat kita. Senang ada.. namun kesal dan iri pun terkadang ikut membututi perasaan kita. Tidak aneh makanya ada jika fenomena ini pun diangkat dalam adengan 3 Idiot dimana Rancho mendapatkan posisi tertinggi dimana dua sahabatnya, Farhan dan Raju mendapatkan posisi terendah (film favorit hehe). Tidak salah juga quote "Neighbor's Grass isn't always Greener (Rumput tetangga tidak selalu lebih hijau)" diangkat oleh salah satu perusahan rokok ternama (jangan merokok ya). Pesan intinya adalah kita sebagai manusia suka lupa memaknai rasa bersyukur atas apa yang dimiliki. Kita suka lupa akan memaknai lebih dari aktifitas bercermin selain untuk merapihkan dan mengindahkan paras diri. Terlebih lagi kita terlalu sering terpana melihat kebanggan yang dipancarkan orang disekitar kita tanpa melihat apa yang sudah kita capai saat ini bahkan masih ada di sekitar kita yang tidak mengalami nikmat yang kita rasakan. "Alhamdulillah".. itulah kata sederhana namun memiliki makna maha dahsyat yang diajarkan dalam agama saya. Dalam Islam pun diajarkan bahwa segala sesuatu tentunya sudah direncanakan oleh Sang Maha Kuasa (Al Qaadir). Kehidupan pun bagaikan roda yang berputar dimana kadang di atas dan di bawah. Siapa yang berada dalam posisi di bawah tentunya nanti akan merasakan posisi di atas begitupula sebaliknya. Namun yang ditekankan di sini adalah bagaimana cara penyikapan kita pada setiap kondisinya. Tentunya keyakinan untuk terus berusaha berbuat baik dan bersabar dalam kondisi apapun yang ingin dilihat oleh Sang Maha Pencipta. 

Teringat akan kata seorang senior pada saat kuliah di Purwokerto yang menyampaikan bahwa waktu terus berjalan tanpa henti dan tidak pernah sabar untuk menunggu apa yang kita kerjakan. Maka manfaatkanlah setiap detiknya untuk terus berproses dan fokus untuk menjadi sesuatu. Janganlah sekali kita menuda suatu kegiatan karena sesungguhnya ketika kita menunda suatu kegiatan maka pada saat yang sama orang lain terus bergerak dan melampaui kita satu kali, dua kali bahkan berkali-kali lipat. Jadi yakinlah bahwa segala yang kita lakukan semasih itu dalam koridor kebaikan dan tuntutan agama maka kita akan merasakan kebahagiaan pada akhirnya. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasyroh: 5)", itu lah yang disampaikan oleh Allah SWT. Jadi tetaplah bersemangat dan yakinlah dalam menjalani hidup ini apapun lika likunya dan rintangannya. All is well. Begitulah curhatan saya di hari pertama puasa kedua kalinya di Jerman. 

Semoga bermanfaat!!


Comments